Pada hari rabu tanggal 3 Juni 2009, aku ga masuk kerja ntah kenapa hari itu aku ngga mood banget, sehabis mengantar istriku kerja kira-kira jam 08.30 wib aku menelpon ayahku,memang bisa dibilang aktivitas rutin yang kulakukan semenjak aku ada di perantauan, hampir 3 kali sehari aku menanyakan kabar keluarga di sumenep, obrolan keluh kesah seorang anak yang penyakitnya lagi kambuh biasa terdengar oleh ayahku, dengan sabar beliau menyarankan aku untuk minum obat agar cepat sembuh, penuh kasih sayang suara beliau sehingga membuat hatiku tentram. kira -kira 10 menitan aku mengahiri obrolan dengan ayahku, bergegas aku ke kamar untuk menemani anakku yang umur 2 tahun biar cepat tidur. tiba-tiba satu jam kemudian berdering telpon rumahku, bergegas aku keluar kamar mengangkat telpon yg ternyata dari istriku, bagai disambar petir, istriku bilang ayahku dibawa ke rumah sakit karena stroke dengan kondisi sangat kritis, tanpa pikir panjang aku segera berangkat ke sumenep dengan pikiran yang sangat kalut,separah apa sakit ayah ini tiba-tiba mendadak dibawah ke rumah sakit? padahal 1 jam sebelumnya kami sempat ngobrol dan tidak ada tanda-tanda bahwa beliau sedang sakit parah.
Perjalanan surabaya-sumenep begitu sangat lama saat itu, beberapa kali aku contact saudara-saudara yang menemani ayahku dirumah sakit untuk menanyakan kabar perkembangan kondisi ayahku. aku sedikit lega pada saat mereka mengabarkan kondisi ayahku membaik, aku juga mengabarkan istriku tentang hal itu. tapi perasaan ini tidak bisa bohong, aku masih belum percaya dengan semua itu.
sampai di sumenep jam 4 sore, aku segera naik becak ke rumah sakit. sampai di sana aku disambut ibuku yang lagi sedih menunggu di luar pintu ICU, aku di bimbing masuk melihat kondisi ayahku, ya Allah..aku tak percaya seseorang yang aku cintai terbaring dengan kondisi mengenaskan dengan alat bantuan oksigen di hidungnya,Ya allah apa yang sebenarnya terjadi pada ayahku, tadi pagi beliau masih sehat-sehat saja dan masih sempat bercanda dengan aku tiba-tiba seperti ini???dari keterangan ibuku, sehabis nelpon aku, sebelumnya masih sempat ngecat sepeda motor vespa kesayangannya, nyuci baju dan bersih-bersih rumah, memang untuk urusan pekerjaan itu di rumahku, dari dulu tidak pernah memakai jasa seorang pembantu, kita sekeluarga terbiasa mandiri semenjak dulu, itulah yang diajarkan ayahku.setelah itu ayahku istirahat di kamar dan minum obat pusing dari dokter, tiba-tiba ayahku mengeluh kepalanya tambah pusing dan segera dibawah kerumah sakit.
Sekitar jam 8 aku mengabari adikku yang sekolah di Akper kebetulan lagi praktek di RSJ lawang, baru 2 hari dia praktek, aku kabari lewat sms unutk segera pulang karena Ayah lagi dirwat di rumah sakit. beberapa kali aku membisikkan di telinga ayahku dengan Asma Allah agar beliau merasa tenang, tak dapat kutahan air mataku begitu melihat perjuangan dia melawan rasa sakit itu.
tak kusadari begitu banyak saudara dan tetanggga serta kenalan-kenalan ayahku ingin menjenguk beliau, namun karena ruang icu terbatas untuk pengunjung mereka menunggu kabar ayahku dari luar ruangan.
Bergegas aku konsultasi dengan dokter spesialis yang bertugas saat itu tentang kondisi ayah, dari keterangan dokter kudapatkan kondisi ayah tambah memburuk, dan parahnya pembuluh darah ayahku sudah pecah, kemungkinan untuk sembuh hanya 5% dan apabila sembuh organ-organnya banyak yang tidak berfungsi secara normal. ya Allah kenapa kau memberikan cobaan seperti ini pada Hamba batinku dalam hati, kuingin membawa ayahku untuk dirujuk ke rumah sakit di surabaya, tapi kata dokter di usia bapak ini tidak baik dan bisa memperparah kondisi beliau. aku disarankan untuk pasrah dan berdo'a saja mengharapkan kesembuhan dari Allah, aku diam dan lemas mendengar perkataan dokter seperti itu, ya Allah jika memang Ayahku akan Engkau sembuhkan segerahlah sembuhkan, dan apabila memang Engkau berkendak, aku ikhlaskan ya Allah, aku mencoba menguatkan diri dengan kata-kata ikhlas ini, namun dalam hati sesungguhnya aku belum siap jika ayah pergi meninggalkan aku secepat ini.. dan yang kulakukan setiap saat kubisikkan asma2 Allah ditelinganya agar ayah segera sadar dari komanya.
Pada jam 08.30 malam, tiba-tiba alat pendeteksi nadi dan darah tiba-tiba berhenti, ibu ku spontan teriak memanggil perawat jaga disitu, semua petugas medis siaga menolong ayahku....bersambung
Selasa, Juni 09, 2009
Ayah......aku rindu padamu
Diposting oleh
Andhy Djaya
Label:
Kehidupan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
sungguh blog yang menarik dan UNIK bikin betah baca saya, thanks ya salam kenal ya
silahkan isi uneg-uneg anda disini
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o